Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-13 Tahun 2025

INFO SEMINAR NASIONAL – TERBUKA UNTUK UMUM
Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) – Universitas Sriwijaya mempersembahkan:
Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-13 Tahun 2025
Optimalisasi Lahan Suboptimal untuk Mendukung Swasembada Pangan Berkelanjutan (Sub-optimal Land Optimization to Promote Sustainable Food Self-sufficiency)
Senin, 20 Oktober 2025
Blended: Hotel Swarna Dwipa Palembang & Zoom
Topik Seminar:
- Budidaya Tanaman, Ikan, dan Ternak
- Teknologi Pertanian
- Penanganan, Pengolahan, dan Pengawasan Pangan (Tanaman, Ikan, dan Ternak)
- Sosial, Ekonomi, dan Budaya
- Pengelolaan Lingkungan
- Sumber Pangan Fungsional dan Tanaman Rempah dan Obat Herbal
- Sistem Informasi dan Digital Innovation in Smart Farming Industry
Keynote Speakers:
- Prof. Dr. Taufiq Marwa, S.E., M.Si (Rektor UNSRI)
- Prof. Dr. Ir. Benyamin Lakitan, M.Sc
- Prof. Dr. sc. agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si
- Prof. Dr. Ir. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si., IPU
- Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si
KULIAH UMUM INTERNASIONAL PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN HADIRKAN DOSEN TAMU DARI NATIONAL TAIWAN UNIVERSITY
Sabtu, 5/7/2025, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya mengadakan kuliah umum internasional dengan tema “Enhancing MK-7 (Vitamin K₂) Production Through Optimizing Fermentation Strategy” secara daring. Dosen tamu dalam kegiatan ini adalah Vinny Nabila Surya Permata, S.Pi., M.Sc., Research Assistant and Doctoral Student at National Taiwan University.
Kegiatan kuliah umum internasional dibuka secara langsung oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Prof. Ir. Filli Pratama, M.Sc. (Hons), Ph.D., dan dihadiri oleh Ketua Jurusan Teknologi Pertanian, Koordinator Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Dosen, serta mahasiswa aktif Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Kegiatan kuliah umum internasional yang dipandu oleh Dr. rer. nat. Ir. Agus Wijaya, M.Si. selaku moderator, berlangsung interaktif dengan adanya diskusi dan tanya jawab dari peserta kuliah umum, baik dosen ataupun mahasiswa.






PERAN AKTIF DOSEN FP UNSRI DALAM PELATIHAN MANAJERIAL SPPI BATCH 3 DI SPN POLDA SUMSEL-BETUNG


Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Kembali menunjukkan peran aktifnya dalam kegiatan Pelatihan Manajerial SPPI Batch 3 di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumsel-Betung, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Kegiatan ini melibatkan 11 orang Dosen dari berbagai disiplin ilmu di sektor pertanian. Kegiatan berlangsung selama empat hari (1-4 Juli 2025), dengan jumlah siswa SPPI sebanyak 321 orang yang berasal dari Provinsi Bengkulu. Pelatihan manajerial untuk siswa SPPI ini adalah hasil kolaborasi antara Universitas Pertahanan dan Universitas Sriwijaya.






Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) adalah program strategis dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam mencapai Indonesia Emas 2045. Dengan program ini, diharapkan terbentuk generasi penerus yang memiliki kemampuan akademis yang luar biasa serta semangat dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan bangsa. Lulusan dari program SPPI Batch 3 ini akan membantu program pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG), yang telah dimulai sejak Januari 2025.


Pada kegiatan pelatihan ini, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya menyampaikan berbagai topik materi yang dibagi menjadi empat kluster, yaitu pertanian, perikanan, peternakan, dan ekonomi bisnis. Rincian materi dan praktikum yang disampaikan adalah: Peranan SDM dalam mendukung Ketahanan Pangan, Gizi, dan Keamanan Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal; Perilaku Konsumsi dan Edukasi Gizi Masyarakat; Teknik Budidaya Sayuran di Lahan Sempit; Potensi dan Teknik Budidaya Tanaman Singkong sebagai Bahan Pangan; Teknik Budidaya Padi pada Berbagai Tipe Lahan; Pengembangan Budidaya Jagung di Lahan Kering; Peningkatan Produktivitas Budidaya Ikan Menggunakan Teknologi Konvensional dan Modern; Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Pakan Alternatif; Konsep Penanganan Hasil Pertanian dan Peternakan; Konsep Penanganan Hasil Perikanan; Diversifikasi Olahan Hasil Pertanian dan Peternakan; Diversifikasi Pangan Olahan Hasil Perikanan; Pemasaran melalui Pemanfaatan Media Online; serta Pentingnya Ekosistem Bisnis Partisipasi Lembaga di Era Digital.


Pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta SPPI Batch 3 dengan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan di bidang pertanian, perikanan, peternakan, serta ekonomi bisnis. Hal ini diharapkan dapat mendukung peran strategis SPPI sebagai penggerak utama pembangunan nasional, khususnya dalam aspek ketahanan pangan, gizi, manajemen pertanian, dan pemberdayaan masyarakat desa. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu berkontribusi terhadap ketahanan nasional, memperkuat perekonomian lokal, serta membantu penanggulangan masalah stunting dan kekurangan gizi. Partisipasi Dosen Fakultas Pertanian UNSRI dalam pelatihan ini menunjukkan komitmen institusi dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama dalam hal pengabdian kepada masyarakat dan kerja sama lintas sektor demi kemajuan bangsa.
DOSEN FP UNSRI BERKONTRIBUSI DALAM PELATIHAN MANAJERIAL SPPI BATCH 3 DI DODIKJUR RINDAM II SRIWIJAYA LAHAT


Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya berkontribusi dalam kegiatan Pelatihan Manajerial SPPI Batch 3 di Depo Pendidikan Kejuruan (Dodikjur) Rindam II Sriwijaya, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Sebanyak 12 orang Dosen terlibat dalam kegiatan tersebut dengan berbagai bidang keilmuan di bidang pertanian. Kegiatan dilaksanakan selama empat hari, mulai 17 hingga 20 Juni 2025, dengan jumlah siswa SPPI sebanyak 479 orang yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi. Pelatihan manajerial bagi siswa SPPI ini merupakan kerjasama antara Universitas Pertahanan dengan Universitas Sriwijaya.



Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) merupakan program strategis dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Melalui program ini, diharapkan dapat membentuk generasi penerus yang memiliki kemampuan akademis unggul dan semangat serta dedikasi tinggi untuk membangun bangsa. Lulusan dari program SPPI Batch 3 ini akan mendukung program pemerintah yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dilaksanakan mulai Januari 2025.



Materi yang disampaikan oleh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada Pelatihan Manajerial SPPI Batch 3 ini terbagi menjadi empat kluster, yaitu pertanian, perikanan, peternakan, dan ekonomi bisnis. Rincian materi dan praktikum yang disampaikan adalah: Peranan SDM dalam mendukung Ketahanan Pangan, Gizi, dan Keamanan Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal; Perilaku Konsumsi dan Edukasi Gizi Masyarakat; Teknik Budidaya Sayuran di Lahan Sempit; Potensi dan Teknik Budidaya Tanaman Singkong sebagai Bahan Pangan; Teknik Budidaya Padi pada Berbagai Tipe Lahan; Pengembangan Budidaya Jagung di Lahan Kering; Peningkatan Produktivitas Budidaya Ikan Menggunakan Teknologi Konvensional dan Modern; Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Pakan Alternatif; Konsep Penanganan Hasil Pertanian dan Peternakan; Konsep Penanganan Hasil Perikanan; Diversifikasi Olahan Hasil Pertanian dan Peternakan; Diversifikasi Pangan Olahan Hasil Perikanan; Pemasaran melalui Pemanfaatan Media Online; serta Pentingnya Ekosistem Bisnis Partisipasi Lembaga di Era Digital.


Pelatihan ini diharapkan dapat membekali siswa SPPI Batch 3 dengan berbagai ilmu, pemahaman, dan keterampilan di bidang pertanian, perikanan, peternakan, dan ekonomi bisnis untuk menunjang fungsi SPPI sebagai motor penggerak pembangunan bangsa di bidang gizi, pertanian, manajemen pangan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Melalui kegiatan pelatihan ini juga diharapkan dapat mendukung pertahanan negara, menggerakkan ekonomi masyarakat lokal, dan mengatasi persoalan stunting dan gizi buruk.
KONTRIBUSI DOSEN FP UNSRI PADA PELATIHAN MANAJERIAL SPPI BATCH 3 DI PUSLATPUR MARTAPURA OKU


Sebanyak 27 orang Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya terlibat dalam kegiatan pelatihan manajerial SPPI Batch 3 di Pusat Latihan Tempur (PusLatPur) Martapura Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari, mulai 12 hingga 15 Juni 2025. Jumlah siswa SPPI yang terlibat dalam kegiatan ini adalah sebanyak 950 orang yang berasal dari Provinsi Lampung. Pelatihan manajerial bagi siswa SPPI ini merupakan kerjasama antara Universitas Pertahanan dengan Universitas Sriwijaya.



SPPI atau Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia merupakan program strategis dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Melalui program ini, diharapkan dapat membentuk generasi penerus yang memiliki kemampuan akademis unggul dan semangat serta dedikasi tinggi untuk membangun bangsa. Lulusan dari program SPPI Batch 3 ini akan mendukung program pemerintah yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dilaksanakan mulai Januari 2025.







Pada Pelatihan Manajerial SPPI Batch 3 ini, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya memberikan materi yang dibagi menjadi empat kluster, yaitu pertanian, perikanan, peternakan, dan ekonomi bisnis. Rincian materi dan praktikum yang disampaikan di kelas antara lain: Peranan SDM dalam mendukung Ketahanan Pangan, Gizi, dan Keamanan Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal; Perilaku Konsumsi dan Edukasi Gizi Masyarakat; Teknik Budidaya Sayuran di Lahan Sempit; Potensi dan Teknik Budidaya Tanaman Singkong sebagai Bahan Pangan; Teknik Budidaya Padi pada Berbagai Tipe Lahan; Pengembangan Budidaya Jagung di Lahan Kering; Peningkatan Produktivitas Budidaya Ikan Menggunakan Teknologi Konvensional dan Modern; Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Pakan Alternatif; Konsep Penanganan Hasil Pertanian dan Peternakan; Konsep Penanganan Hasil Perikanan; Diversifikasi Olahan Hasil Pertanian dan Peternakan; Diversifikasi Pangan Olahan Hasil Perikanan; Pemasaran melalui Pemanfaatan Media Online; serta Pentingnya Ekosistem Bisnis Partisipasi Lembaga di Era Digital.



Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat membekali siswa SPPI Batch 3 dengan berbagai ilmu, pemahaman, dan keterampilan di bidang pertanian, perikanan, peternakan, dan ekonomi bisnis untuk menunjang fungsi SPPI sebagai motor penggerak pembangunan bangsa di bidang gizi, pertanian, manajemen pangan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Selain itu, melalui kegiatan pelatihan manajerial ini SPPI diharapkan dapat mendukung pertahanan negara, menggerakkan ekonomi masyarakat lokal, dan mengatasi persoalan stunting dan gizi buruk.
PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN LAKSANAKAN KEGIATAN PKM DI SMP IT HARAPAN MULIA PALEMBANG


Jumat (13/06/2025), Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SMP IT Harapan Mulia Palembang. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama dengan DPD Pergizi Pangan Sumatera Selatan dan PATPI Cabang Palembang. Pada kegiatan PkM ini, tim pengabdian memberikan sosialisasi dan penyuluhan terkait tiga tema, yaitu: 1) Sosialisasi dan Edukasi Gizi Seimbang pada Anak Usia Remaja; 2) Sosialisasi dan Penyuluhan tentang Jajanan Sehat pada Anak Usia Remaja; serta 3) Diseminasi Higiene Personal pada Anak Usia Remaja. Tujuan pelaksanan kegiatan PkM adalah untuk memperkenalkan, serta memberikan edukasi kepada anak usia remaja mengenai gizi seimbang, jajanan sehat, serta higiene personal agar dapat diterapkan dalam pola hidup sehari-hari. Tim PkM terdiri dari Dosen Prodi Teknologi Hasil Pertanian, sedangkan peserta kegiatan PkM adalah siswa SMP IT Harapan Mulia Palembang.




Kegiatan PkM dimulai dengan pemaparan materi mengenai gizi seimbang oleh Ir. Nura Malahayati, M.Sc., Ph.D. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua oleh Prof. Ir. Filli Pratama, M.Sc. (Hons.), Ph.D. tentang jajanan sehat, dan dilanjutkan pemaparan materi ketiga mengenai higiene personal oleh Dr. Ir. Tri Wardani Widowati, M.P. Setelah penyampaian materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Pada kesempatan ini, para siswa sangat antusias menyimak materi dan juga mengikuti sesi tanya jawab. Pimpinan Yayasan Harapan Mulia Palembang (Dr. Ir. Umi Rosidah, M.S.) menyatakan bahwa pihak sekolah dan yayasan sangat menyambut baik kegiatan ini, dan berharap ke depannya akan lebih banyak kegiatan serupa bagi siswa ataupun guru yang ada di Yayasan Harapan Mulia Palembang. Kegiatan PkM ini berlangsung dengan baik dan lancar, serta diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi siswa SMP IT Harapan Mulia Palembang, para guru, pengelola sekolah, serta yayasan.
Rayakan Idul Adha 1446 H, Fakultas Pertanian UNSRI Laksanakan Pemotongan Hewan Kurban
Merayakan Idul Adha 1446 H, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melakukan pemotongan hewan kurban pada Minggu (08/06/2025) bertempat di Agrotech Training Center (ATC) Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Pertanian, Wakil Dekan Bidang Umum, Keuangan dan Kepegawaian, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Koordinator Bidang Tata Usaha, para dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa Fakultas Pertanian.
Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan pemotongan hewan kurban ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Fakultas Pertanian setiap tahun. ”Pemotongan hewan kurban adalah wujud rasa syukur kita atas rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT. Melalui kegiatan pemotongan hewan kurban ini juga diharapkan dapat meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, serta dapat meningkatkan silaturahmi antara civitas akademika Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya”, ujarnya.
Hewan kurban yang dipotong pada tahun ini berjumlah 8 ekor, terdiri dari 5 ekor sapi dan 3 ekor kambing, yang berasal dari dosen dan juga tenaga kependidikan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Hasil pemotongan hewan kurban dibagikan kepada masyarakat yang berada di sekitar Universitas Sriwijaya Indralaya, serta civitas akademika Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya



Lokakarya Asesmen Pembelajaran Program Studi Proteksi Tanaman
Indralaya, 2 Juni 2025 – Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya kembali menggelar kegiatan akademik yang bermakna. Kali ini, seluruh dosen di lingkungan prodi mengikuti Lokakarya Asesmen Pembelajaran yang dilaksanakan di Ruang Seminar Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Kegiatan bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan dosen dalam merancang evaluasi pembelajaran yang selaras dengan capaian pembelajaran lulusan (CPL) ataupun Sub-CPMK dan kebutuhan mahasiswa di era pendidikan modern.


Hadir sebagai narasumber utama, Prof. Dr. Suparman, SHK. dari Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP3MP) Universitas Sriwijaya. Dalam pemaparannya, beliau menekankan bahwa asesmen bukan hanya soal memberi nilai, tetapi bagaimana dosen mampu mengukur proses berpikir mahasiswa dan memberi umpan balik yang mendorong mereka berkembang. “Asesmen itu bagian dari pembelajaran. Kalau kita menyusunnya dengan tepat, maka mahasiswa juga akan belajar dengan cara yang lebih bermakna,” ujar Prof. Suparman dalam penjelasannya yang lugas dan inspiratif. Kegiatan dibuka oleh Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan/Koordinator Program Studi Proteksi Tanaman, Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., yang menyampaikan bahwa lokakarya ini menjadi wadah penting bagi para dosen untuk saling belajar dan bertumbuh. “Kami ingin menciptakan lingkungan akademik yang reflektif. Di sini kita bukan hanya mendengar materi, tapi juga diajak berdiskusi, bertanya, bahkan saling berbagi pengalaman agar asesmen di kelas menjadi lebih adil, objektif, dan bermakna,” ujarnya. Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. Ahmad Muslim, M.Agr., dalam pesannya menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang mendorong peningkatan mutu pembelajaran. Ia berharap para dosen bisa terus mengembangkan pendekatan-pendekatan evaluasi yang relevan dengan dinamika dunia pertanian dan kebutuhan mahasiswa masa kini.


Setelah sesi pemaparan materi, suasana lokakarya menjadi lebih interaktif. Para dosen berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai praktik asesmen yang sudah mereka lakukan di kelas. Ada yang menceritakan tantangan dalam menilai tugas proyek, ada pula yang menyampaikan ide tentang asesmen formatif yang lebih humanis. Suasana terasa akrab dan terbuka, membuat sesi tukar pikiran berlangsung hangat dan membangun. Kegiatan ini menjadi refleksi bersama bahwa evaluasi pembelajaran bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian penting dalam menciptakan proses belajar yang efektif dan bermakna. Melalui lokakarya ini, Program Studi Proteksi Tanaman terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam bidang evaluasi yang menjadi ujung tombak penilaian kompetensi mahasiswa.


Dengan semangat kolaborasi dan pembaruan, diharapkan hasil dari kegiatan ini dapat langsung diterapkan dalam proses pengajaran, sehingga dosen dan mahasiswa sama-sama tumbuh dalam suasana akademik yang sehat, reflektif, dan saling mendukung.
The International Guest Lecture of Aquaculture Study Program Department of Fisheries Faculty of Agriculture Universitas Sriwijaya
On Friday, May 23rd, 2025, the Aquaculture Study Program, Faculty of Agriculture, Universitas Sriwijaya organized an International Guest Lecture with Assoc. Professor Omkar Vijay Byadgi, PhD, is a speaker from the Department of International Program in Ornamental Fish Science and Technology, NPUST Taiwan. This lecture brought the theme “Application of Biotechnology for Sustainable Aquaculture Industry Development”. The lecture was attended by a hundred participants, for instance, students, alumni, and lecturers from the Aquaculture Study Program, students and alumni from NPUST Taiwan, the Fisheries Department of South Sumatera, and a lecturer from Halu Oleo University. This guest lecture was officially opened by the Dean of the Faculty of Agriculture, Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr. The event was hosted by Mrs. Dr. Dade Jubaedah, S.Pi, M.Sc., a lecturer in the Aquaculture Study Program of Universitas Sriwijaya Indonesia, and moderated by Mrs. Retno Cahya Mukti, S.Pi, M.Si., a lecturer in the Aquaculture Study Program in Universitas Sriwijaya Indonesia and a doctoral candidate at NPUST Taiwan.

The aquaculture industry has been the fastest-growing for the last few years and has become one of the sustainable development goals. This commitment to sustainable development is crucial, as the industry faces environmental impacts, disease outbreaks, and a lack of effective treatment. Disease outbreaks are one of the biggest threats to aquaculture sustainability, and high stocking density, biosecurity measures, and antibiotic use increase the outbreaks. Biotechnology, such as fish vaccines and probiotics, is essential to overcome this disease outbreak. Another way to break the disease spread is through biotechnology, such as genetic improvement and genetic engineering, such as cDNA cloning that can analyze gene expression, genetic mapping, and identification of the immune gene to increase the fish’s immunity.

Some questions from aquaculture students, lecturers of the Aquaculture Study Program, Universitas Sriwijaya, and Haluoleo University. Mr Omkar explained that the application would depend on the isolate contained in the water because different isolates require different nutrients. The nutrients contained in freshwater and seawater are different and may not be suitable for some isolates to live in both habitats. However, the biofloc system can still be applied in seawater and freshwater because it depends on the isolate’s defense according to its original habitat. Alternative solutions, such as vaccines, should be used to find the right antigen to induce immunity to organisms and probiotics to minimize the use of antibiotics.
Biotech products such as probiotics and vaccines are unsuitable for small farmers, especially in tilapia culture. Still, in the future, all government support will become the solution to increase the use of vaccines, even for small farmers, so that it can prevent the spread of fish disease. In biotechnology, we have a method developed to detect fish disease early; this tool is called Rapid Kit and is based on a molecular technique and rapid identification of the pathogen in the system, farm, or laboratory. This tool can detect fish diseases, white spot syndrome, and vibriosis so that diseased fish can be treated. While biotechnology has its downsides and weaknesses in aquaculture, it also has the potential to overcome these. For instance, we can use tools to produce subunit vaccines that produce specific antigens. However, using in vitro tools to race protein can lead to mutations that may not work in the laboratory or on the farm. Despite these challenges, the potential of biotechnology to overcome its weaknesses and emerge as a great alternative in aquaculture should inspire optimism in professionals in the field. Climate change can trigger immune responses that cause fish stress. However, biotechnology can help fish resist and maintain their health. This is particularly important as many bacterial pathogens thrive in tropical habitats, and the temperature increase due to climate change can lead to their increased spread. Biotechnology can reduce the impact of climate change on aquaculture and provide a beacon of hope for the future. It can give vaccines to combat diseases from these bacterial habitats, especially in high temperatures. Biotechnology will play a very significant role in sustainable aquaculture in the future by enhancing fish health, improving feed efficiency, and minimizing environmental impact.

DAAD Study Visit: Indonesian Students Explore Sustainability, Innovation, and Resilience Across Germany
Berlin, Osnabrück, Köln – Mei 2025 – Sebanyak lima belas mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, didampingi oleh satu dosen pembimbing, Dr.-phil. Arinafril, mengikuti program “DAAD Study Visits for Groups of Foreign Students to Germany” yang berlangsung dari 11 hingga 22 Mei 2025. Mereka mengunjungi tiga kota besar—Berlin, Osnabrück, dan Köln—untuk menggali wawasan tentang ketahanan bencana, pertanian berkelanjutan, dan teknologi masa depan di institusi pendidikan tinggi ternama Jerman. Program ini didanai oleh German Academic Exchange Service (DAAD) sebagai bagian dari upaya memperkuat kolaborasi akademik global serta membekali mahasiswa dengan pemahaman lintas disiplin dalam konteks keberlanjutan dan tantangan iklim.
Berlin – Ilmu Tanaman dan Ketahanan Pangan: Sinergi Inovasi dan Budaya
Kegiatan di Berlin diawali dengan sambutan hangat Prof. Tsu-Wei Chen dari Humboldt-Universität zu Berlin, para peserta mendalami interaksi tanaman melalui kuliah ilmiah, diskusi dengan peneliti senior, serta kunjungan ke rumah kaca eksperimental dan Kebun Botani Dahlem. Mahasiswa Universitas Sriwijaya juga menyampaikan presentasi ilmiah berjudul “Sustainable Food Systems through Integrated Rice-Fish Farming” yang mengangkat tantangan dan peluang di Indonesia dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).


Osnabrück – Dari Pertanian Ramah Lingkungan hingga Teknologi Presisi
Setibanya di Kota Osnabrück, peserta diterima oleh Prof. Dieter Trautz dari Osnabrück University of Applied Sciences. Agenda meliputi kunjungan ke pabrik CLAAS Harsewinkel, kampus pertanian, dan diskusi proyek perlindungan air di Belm. Acara juga diramaikan dengan penampilan budaya Indonesia, termasuk pencak silat dan tarian daerah, yang memperkuat pertukaran budaya bilateral. Diskusi ilmiah difokuskan pada pengendalian hama berkelanjutan dan teknologi pertanian berkelanjutan

Köln – Ketangguhan Kota dan Teknologi Kebencanaan
Sesi Di Technische Hochschule Köln, peserta diperkenalkan pada sistem rekayasa kebencanaan dan teknologi pintu air Sungai Rhine. Sesi khusus bersama Prof. Dr. Alexander Fekete membahas program studi Rescue Engineering serta simulasi kondisi darurat. Mahasiswa Universitas Sriwijaya juga menyampaikan presentasi ilmiah yang mengaitkan konsep pertanian berkelanjutan dengan mitigasi bencana alam, khususnya dalam konteks ketahanan sistem pangan di tengah krisis iklim dan kejadian ekstrem. Sebagai penutup, delegasi Indonesia mempersembahkan tarian Tor-tor dan menyajikan kuliner Nusantara dalam sesi jejaring budaya dengan mahasiswa Jerman.
