KULIAH UMUM PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN MENGHADIRKAN PAKAR DARI BRMP PADI
Sabtu (22/11/2025), Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya mengadakan kuliah umum nasional dengan tema “Pengembangan Padi dan Produk Turunannya Menuju Kemandirian dan Ketahanan Pangan Nasional” secara hybrid di Ruang Seminar Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Kampus Palembang. Dosen tamu dalam kegiatan ini adalah Dr. Zahara Mardiah, S.TP., M.Sc., Ketua Tim Kerja Modernisasi Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Padi (BRMP Padi), Subang, Jawa Barat. Beliau juga merupakan alumni Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Angkatan 2000.
Kegiatan kuliah umum dibuka secara langsung oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Herpandi, S.Pi., M.Si., Ph.D.), dan dihadiri oleh Ketua Jurusan Teknologi Pertanian, Koordinator Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Dosen, serta mahasiswa aktif Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Ketua pelaksana kegiatan, Boby Pranata, S.T.P., M.T.P., menyampaikan bahwa tujuan kegiatan adalah untuk menambah wawasan mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian mengenai padi dan produk turunannya, khususnya bekatul. Kegiatan kuliah umum ini berlangsung interaktif dengan adanya diskusi dan tanya jawab dari peserta kuliah umum, baik dosen ataupun mahasiswa.
PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FP UNSRI ADAKAN FIELD TRIP KE BALAI BESAR POM DI PALEMBANG
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melaksanakan kegiatan kunjungan lapang (field trip) ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Palembang pada Kamis (13/11/2025). Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Angkatan 2025, mahasiswa MBKM, Dosen, Laboran, dan juga Asisten Praktikum Mata Kuliah. Pada kesempatan ini, Friska Syaiful, S.TP., M.Si., selaku ketua rombongan menyampaikan bahwa kegiatan field trip ini merupakan bagian dari Praktikum Mata Kuliah Kimia Analitik. Tujuan dari kegiatan field trip adalah untuk menambah wawasan dan pemahaman mahasiswa mengenai tata cara bekerja di laboratorium (GLP), prinsip analisa di laboratorium, serta instrumen-instrumen yang digunakan dalam analisa kimia seperti spektrofotometer, HPLC, GC, AAS, dan lain-lain. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, serta memberikan pengalaman nyata tentang aplikasi materi kuliah.
Saat kegiatan field trip, rombongan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian diterima secara resmi oleh Yani Ardiyanti, S.F., Apt., M.Sc., selaku Kepala Balai Besar POM di Palembang, beserta jajarannya. Pada kesempatan tersebut, peserta field trip mendapatkan penjelasan mengenai profil BBPOM di Palembang, serta penjelasan mengenai GLP dan instrumen yang ada di BBPOM di Palembang. Selain itu, peserta field trip juga melakukan kunjungan langsung ke laboratorium-laboratorium yang ada di BBPOM di Palembang, seperti Laboratorium Obat dan Napza, Laboratorium Kosmetik, Laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan, Laboratorium Pangan dan Air, serta Laboratorium Mikrobiologi, dan melihat langsung proses analisa yang dilakukan di laboratorium serta mendapatkan penjelasan dari staf yang ada di laboratorium.
Peningkatan Kompetensi Mahasiswa melalui Practitioner Goes to Campus: Basic Application Technology and Pesticide
Indralaya, 19 November 2025 – Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya kembali menyelenggarakan kegiatan Praktisi Mengajar sebagai bagian dari penguatan link and match antara dunia akademik dengan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri). Kegiatan ini diinisiasi oleh Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT). Kegiatan ini menghadirkan praktisi profesional dari perusahaan internasional Syngenta untuk memberikan kuliah tamu bertajuk “Basic Application Technology and Pesticide” pada mata kuliah Analisis Residu dan Uji Hayati Pestisida. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan interaktif, dipandu oleh Weri Herlin, S.P, M.Si., Ph.D. sebagai MC (Master of Ceremony) serta Dr.-phil. Ir. Arinafril selaku moderator.
Acara pertama yaitu Opening Speech yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si. selaku Ketua Jurusan HPT sekaligus Koordinator Program Studi Proteksi Tanaman. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari Mata Kuliah Analisis Residu dan Uji Hayati Pestisida sebagai bagian dari mata kuliah wajib dalam Kurikulum 2024. “Perlu diketahui bapak ibu, kegiatan ini diikuti oleh 150 mahasiswa yang berasal dari Program Studi Proteksi Tanaman Angkatan 2023, Proteksi Tanaman Angkatan 2024, Agroekoteknologi serta MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari Program Studi Ilmu Tanah.” Jelasnya. Beliau juga menekankan bahwa penguasaan teknologi aplikasi pestisida saat ini bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, tetapi kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh sarjana pertanian, baik calon agronom, peneliti, maupun profesional proteksi tanaman. Opening speech selanjutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr., selaku Dekan Fakultas Pertanian sekaligus membuka acara secara resmi. Beliau menegaskan pentingnya pembelajaran berbasis praktik lapangan guna menjawab tantangan teknologi aplikasi pestisida yang berkembang pesat. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa keterlibatan praktisi industri tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa, tetapi juga memperkuat relevansi kurikulum dengan kebutuhan sektor pertanian modern. “Kami sangat mengapresiasi hadirnya program praktisi mengajar yang melibatkan DUDI. Dengan adanya kolaborasi seperti ini secara konsisten, tentu dapat berkontribusi pada peningkatan mutu proses pembelajaran” ungkap Prof. Muslim.
Materi inti disampaikan oleh Ali As’ad, S.P selaku Application Technology Team Leader – Product Technology & Engineering dari Syngenta. Dalam paparannya, ia membahas inovasi terkini dalam teknik aplikasi pestisida, prinsip keselamatan, serta standar praktik terbaik (good spraying practices) yang diterapkan secara global. Ali As’ad memberikan penjelasan mendalam mengenai jenis-jenis sprayer nozzle, mulai dari penggunaan drone, karakteristik droplet, distribusi semprotan, hingga dampaknya terhadap efikasi pestisida dan risiko drift. Penekanan juga diberikan pada pentingnya memahami kandungan bahan aktif dan perbedaan formulasi, karena masing-masing memiliki sifat fisik, toksisitas, dan target organisme yang berbeda.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif yang menunjukkan adanya ketertarikan peserta terhadap materi yang disampaikan. Mayoritas peserta tertarik terhadap isu keamanan pangan dan potensi residu pestisida pada komoditas pertanian. Ali As’ad, S.P. selaku narasumber menanggapi hal tersebut “Penggunaan pestisida harus dilakukan secara tepat dan bijak. Operator wajib menggunakan alat pelindung diri secara lengkap untuk menjaga keselamatan selama proses aplikasi. Selain itu, seluruh petunjuk pada label kemasan harus dipatuhi, mulai dari dosis, frekuensi aplikasi, hingga interval pra-panen. Karena informasi tersebut telah dirancang untuk memastikan efektivitas pengendalian sekaligus menjaga keamanan konsumen”. Di penghujung acara, narasumber menyelenggarakan kuis interaktif untuk menguji pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah disampaikan. Antusiasme peserta terlihat dari tingginya partisipasi dalam menjawab pertanyaan, dan tiga peserta dengan skor tertinggi mendapatkan reward sebagai bentuk apresiasi.
Kegiatan kemudian ditutup dengan penyerahan sertifikat dan plakat kepada narasumber sebagai simbol penghargaan atas kontribusi dan kolaborasi yang terjalin. Terakhir, dilakukan sesi foto bersama yang menjadi dokumentasi kebersamaan dan komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Seminar Hasil Pemantauan Karantina Bahas Strategi Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Berkelanjutan di Sumatera Selatan
Palembang, 10 November 2025 — Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sumatera Selatan menggelar Seminar Hasil Pemantauan Daerah Sebar HPHK, HPIK, dan OPTK Tahun 2025 dengan tema “Optimalisasi Hasil Pemantauan HPHK, HPIK, dan OPTK untuk Peternakan, Perikanan, dan Pertanian yang Berkelanjutan.” Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 2 BKHIT Sumatera Selatan dan diikuti oleh lebih dari 80 peserta, baik secara luring maupun daring, yang terdiri dari pejabat karantina, akademisi, serta perwakilan instansi pemerintah kabupaten/kota di seluruh Provinsi Sumatera Selatan. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala BKHIT Sumatera Selatan, drh. Sri Endah Ekandari, M.Si., yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pengendalian hama, penyakit, dan organisme pengganggu yang berpotensi mengancam ketahanan pangan nasional. “Kegiatan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk memperkuat koordinasi, memastikan sistem karantina berfungsi optimal, dan menjaga keberlanjutan sektor agrikultur di Sumatera Selatan,” ujarnya. Dalam sesi utama, Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, menyampaikan materi berjudul “Kajian Pengembangan Produk Pertanian dan Hortikultura di Sumatera Selatan.” Dalam paparannya, Prof. Herlinda menekankan bahwa pengembangan komoditas unggulan pertanian tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan dan pengawasan terhadap OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) yang berpotensi menurunkan produktivitas tanaman. Ia menyoroti pentingnya sinergi antara kegiatan penelitian, pengawasan karantina, dan penerapan teknik sampling lapangan yang akurat sebagai dasar dalam pengambilan keputusan kebijakan pengendalian.
Lebih lanjut, Prof. Siti Herlinda menjelaskan bahwa teknik sampling dalam pemantauan OPTK harus dilakukan secara representatif dengan memperhatikan keragaman ekosistem, kondisi geografis, serta karakteristik komoditas pertanian lokal. Pendekatan ilmiah semacam ini menurutnya dapat membantu mendeteksi lebih dini potensi serangan organisme pengganggu dan mencegah penyebaran lintas wilayah. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa hasil pemantauan lapangan seharusnya tidak berhenti pada aspek teknis semata, tetapi perlu diintegrasikan dengan upaya pengembangan produk pertanian bernilai tambah tinggi, misalnya melalui inovasi varietas tahan hama, penerapan bioteknologi, dan sistem pertanian ramah lingkungan. Selain Prof. Siti Herlinda, seminar ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai instansi, antara lain Kepala Balai Veteriner Provinsi Lampung, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Perikanan Provinsi Sumatera Selatan, serta Ketua Jurusan Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Universitas Sriwijaya. Para narasumber ini membahas berbagai topik mulai dari pengendalian penyakit hewan strategis, mitigasi penyakit ikan, hingga kebijakan teknis pengendalian virus dan gulma tanaman hortikultura di Sumatera Selatan.
Diskusi berlangsung dinamis dengan berbagai tanggapan dan masukan dari peserta, baik dari instansi pemerintah maupun akademisi. Hasil pembahasan menghasilkan sejumlah rekomendasi teknis dan kebijakan untuk mendukung kegiatan pemantauan dan pengendalian HPHK, HPIK, dan OPTK secara berkelanjutan. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama dan ramah tamah, menandai komitmen seluruh peserta untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menjaga ketahanan pangan, keamanan hayati, dan keberlanjutan sumber daya pertanian di Sumatera Selatan.
Penulis: Tim Redaksi HPT-FP UNSRI
Editor: Tim HPT Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Foto: Dokumentasi HPT dan BKHIT Sumatera Selatan
Fakultas Pertanian UNSRI Perkuat Wawasan Global Mahasiswa melalui International Guest Lecture
Indralaya, 6 November 2025 – Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya menyelenggarakan kegiatan International Guest Lecture bertema “Hornet (Vespa) in Their Society, Annual Life Cycles at Temperate Regions and Chemical Ecology”. Acara ini menghadirkan Dr. Masakazu Nishimura dari Tamagawa University Jepang sebagai narasumber utama. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi pembelajaran dari tiga mata kuliah, yaitu Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT), Agens Hayati, dan Ekologi Serangga. Sebanyak 150 mahasiswa mengikuti kegiatan ini, yang terdiri dari Program Studi Proteksi Tanaman (S1), Agroekoteknologi (S1), dan Ilmu Tanaman (S2).
Kegiatan berlangsung dengan lancar dan interaktif, dipandu oleh Erise Anggraini, S.P., M.Si., Ph.D. sebagai Master of Ceremony (MC) serta Dr. Weri Herlin, S.P., M.Si., Ph.D. selaku moderator. Acara diawali dengan opening speech oleh Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) sekaligus Koordinator Program Studi Proteksi Tanaman. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kegiatan kuliah tamu internasional sebagai sarana untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai perkembangan ilmu perlindungan tanaman di tingkat global. Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr., selaku Dekan Fakultas Pertanian, memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan apresiasi kepada narasumber atas kesediaannya berbagi ilmu dan berharap adanya tindak lanjut kerja sama internasional. “Kami sangat berterima kasih kepada Dr. Nishimura yang telah meluangkan waktu memberikan kuliah kepada kami. Ke depan, kami berharap beliau dapat berkunjung langsung ke Indonesia untuk memperkuat kerja sama dalam bidang akademik, seperti kolaborasi riset, publikasi internasional, maupun menjadi external examiner bagi mahasiswa kami” ujar Prof. Muslim.
Dalam pemaparannya, Dr. Nishimura menjelaskan secara menarik mengenai peran penting tawon Vespa (hornet) di dalam ekosistem. Dr. Nishimura menyoroti perilaku sosial tawon, mulai dari sistem kerja sama dalam koloni, reproduksi, cara mereka berkomunikasi menggunakan senyawa kimia, hingga sikap agresif yang muncul saat mempertahankan sarang. Selain itu, Dr. Nishimura menegaskan bahwa pemahaman terhadap ekologi dan perilaku kimia tawon penting untuk mengetahui bagaimana serangga ini berinteraksi dengan lingkungannya. Ia menjelaskan bahwa perilaku tersebut berperan besar dalam menjaga dinamika ekosistem, baik sebagai predator alami maupun sebagai bagian dari rantai makanan yang kompleks di alam. Sesi diskusi berlangsung interaktif, dengan banyak mahasiswa yang antusias mengajukan pertanyaan. Salah satu mahasiswa yaitu Gio Fani bertanya, “Apakah hornet dapat dikembangkan sebagai predator musuh alami dari hama pertanian di Indonesia?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Dr. Nishimura menjelaskan bahwa secara ekologis, hornet memang berpotensi menjadi predator alami, mengingat kemampuannya dalam memburu berbagai jenis serangga. Namun, ia menekankan bahwa penerapannya di wilayah tropis perlu dikaji lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor iklim, keamanan terhadap manusia, serta keseimbangan ekosistem. Melalui platform Zoom Meeting, Prof. Dr. Ir. Yulia Pudjiastuti, M.S. turut memberikan tanggapan. Beliau menyampaikan bahwa secara teori, hornet memang dapat berperan sebagai predator serangga hama, tetapi pemanfaatannya harus dikaji secara mendalam karena serangga ini merupakan predator generalis yang juga dapat memangsa organisme non-target. Oleh karena itu, pendekatan ekologis yang hati-hati sangat diperlukan sebelum mempertimbangkan penggunaannya dalam sistem pertanian.
Sebagai bentuk apresiasi, kegiatan ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada Dr. Masakazu Nishimura atas partisipasi dan kontribusinya sebagai narasumber dalam International Guest Lecture tersebut. Sertifikat diserahkan secara simbolis oleh Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan sekaligus Koordinator Program Studi Proteksi Tanaman. Acara kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama seluruh peserta, dosen, dan panitia. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa memperoleh wawasan baru mengenai peranan tawon dalam ekosistem serta pentingnya memahami interaksi serangga dalam menjaga keseimbangan alam. Kegiatan ini juga menjadi langkah nyata Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya dalam memperkuat jejaring akademik internasional dan meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis pengalaman global.
Program Studi THP Gelar Diseminasi dan Pelatihan Teknologi Pengemasan untuk Tingkatkan Nilai Tambah Produk Olahan Ikan di Desa Burai
Senin (03/11/2025), Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Burai Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan, dengan tema “Diseminasi dan Pelatihan Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan sebagai Upaya Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Ikan pada Masyarakat Desa Burai”. Kegiatan ini didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sriwijaya. Tujuan pelaksanan kegiatan PkM adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman, serta meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Burai tentang teknologi pengemasan dan penyimpanan produk olahan ikan. Tim PkM terdiri dari dosen dan mahasiswa, dengan ketua pelaksana Dr. Merynda Indriyani Syafutri, S.TP., M.Si. Peserta atau responden kegiatan PkM adalah masyarakat Desa Burai, khususnya ibu-ibu.
Kegiatan PkM dimulai dengan pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai teknologi pengemasan dan penyimpanan produk olahan ikan, seperti kerupuk, kemplang, pempek, dan juga produk frozen food. “Pengemasan adalah kegiatan membungkus, melindungi, dan menata produk dengan menggunakan wadah atau bahan tertentu agar produk tetap aman, bersih, menarik, dan tahan lama hingga sampai ke tangan konsumen.”, jelas Citra Defira, S.Si., M.Si. selaku narasumber dalam kegiatan ini. Lebih lanjut Syifa’ Robbani, S.TP., M.T. menambahkan bahwa produk olahan ikan yang kering (seperti kemplang panggang dan kerupuk) bisa dikemas menggunakan plastik polipropilen dan bagian atas diikat menggunakan kabel ties atau bisa ditutup menggunakan sealer. Selain itu bisa juga menggunakan standing pouch dan diberi label yang lebih menarik menggunakan label stiker. Pada kesempatan ini tim kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga menyampaikan bahwa untuk produk olahan ikan seperti pempek dan frozen food dapat dikemas menggunakan kemasan vakum dan dikombinasikan dengan penyimpanan pada suhu beku, sehingga dapat mempertahankan kualitas produk olahan ikan.
Pada kesempatan ini, para peserta sangat antusias menyimak materi dan juga mengikuti sesi tanya jawab. Sebelum kegiatan selesai, masyarakat Desa Burai yang hadir pada kegiatan melakukan praktik mengemas produk kemplang dan frozen food menggunakan kemasan standing pouch dan kemasan vakum. Turut hadir Sekretaris Desa Burai (Arianto, S.Pd.) beserta perangkat desa lainnya, dan Koordinator Penyuluh Desa Burai (Nofran, S.P.), yang juga menyambut baik dan mendukung penuh kegiatan ini ini.
Praktisi Mengajar Jilid III: Kolaborasi Unsri dan Badan Karantina dalam Edukasi dan Pelayanan Masyarakat
Indralaya, 3 November 2025 – Program Praktisi Mengajar Jilid III kembali dilaksanakan di Universitas Sriwijaya melalui kerja sama dengan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan. Kegiatan ini diinisiasi oleh Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian, sebagai bagian integral dari pelaksanaan mata kuliah wajib Karantina Tumbuhan dalam Kurikulum 2024. Sebanyak 86 mahasiswa turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini untuk memperkuat pemahaman dan pengalaman praktis mengenai isu-isu perlindungan tanaman di lapangan. Ketua Jurusan HPT sekaligus Koordinator Program Studi Proteksi Tanaman, Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., hadir memberikan sambutan hangat mewakili Dekan Fakultas Pertanian Prof. Ir. A. Muslim, M.Agr. “Saya berharap melalui praktisi mengajar Jilid III ini, semangat kolaborasi antara Universitas Sriwijaya dan Badan Karantina Indonesia semakin kuat. Tidak hanya dalam kegiatan edukasi, tetapi juga dalam pelayanan masyarakat dan pengembangan riset terapan di bidang proteksi tanaman” ungkap Prof Herlinda dalam membuka acara.
Pada kesempatan ini, kegiatan praktisi mengajar mengusung tema “Peran Badan Karantina Indonesia dalam Melayani Masyarakat” yang disampaikan oleh Ibu Anita Setyawati, S.P., M.Si. dan Ibu Nadia Devega Panggar Besi, S.P., M.Si. Dalam pemaparannya, Ibu Anita menjelaskan peran strategis Badan Karantina Indonesia sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan hayati negara. Beliau menekankan bahwa pelayanan karantina tidak hanya berfokus pada pengawasan dan pencegahan masuknya organisme pengganggu, tetapi juga pada pelayanan publik yang cepat, transparan, dan berbasis digital. Sementara itu, Ibu Nadia menambahkan, “Petugas karantina tidak hanya bekerja di pelabuhan atau bandara, tetapi juga aktif mendampingi petani dan eksportir agar produk pertanian mereka aman dan memenuhi standar ekspor” Beliau menjelaskan bagaimana sosialisasi, bimbingan teknis, dan inspeksi lapangan menjadi bagian penting dari pelayanan publik Badan Karantina. Kedua narasumber juga membagikan pengalaman nyata di lapangan. Ibu Anita menyebutkan, “Beberapa kali kami menemukan komoditas yang terindikasi terserang hama dan penyakit. Penanganan cepat sangat penting agar tidak menyebar ke daerah lain.” Ibu Nadia juga menambahkan, “Kami selalu berupaya memastikan produk ekspor segar sampai ke tujuan dengan aman, sekaligus memberi edukasi kepada masyarakat agar lebih memahami regulasi dan prosedur karantina”.
Sesi tanya jawab berlangsung sangat interaktif. Mahasiswa terlihat antusias mengajukan berbagai pertanyaan terkait implementasi karantina di lapangan, prosedur pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), hingga strategi pelayanan publik bagi petani dan eksportir. Azzahra, salah satu mahasiswa Proteksi Tanaman menanyakan, “Mengapa masih banyak masyarakat, terutama petani, yang belum memahami pentingnya karantina tumbuhan? Apakah ada upaya khusus dari Badan Karantina untuk meningkatkan edukasi di lapangan?”
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ibu Nadia menjelaskan, “Memang benar, banyak yang belum teredukasi mengenai regulasi karantina. Masih ada anggapan bahwa karantina hanya memperlambat proses pengiriman barang. Padahal, tujuan utama kami adalah melindungi pertanian nasional dari ancaman organisme pengganggu tumbuhan yang bisa menimbulkan kerugian besar.” Beliau juga menambahkan bahwa Badan Karantina Indonesia terus berupaya melakukan sosialisasi melalui berbagai kegiatan edukatif, baik di tingkat petani, eksportir, maupun masyarakat umum. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang peran strategis Badan Karantina Indonesia dalam melindungi komoditas pertanian sekaligus melayani masyarakat dengan profesionalisme.
Kolaborasi Akademisi dan Profesional: Program Studi THP Gelar Praktisi Mengajar Mata Kuliah Regulasi dan Standarisasi Mutu
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melaksanakan kegiatan Praktisi Mengajar Mata Kuliah Regulasi dan Standarisasi Mutu dengan tema “Penerapan Regulasi dan Standarisasi Mutu di Industri Pangan” secara hybrid pada Sabtu (01/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan Alumni Program Studi THP, Febry Ramadhani, S.TP., sebagai narasumber. Beliau adalah QA Officer PT. Tudung Putra Putri Jaya, Indonesia.
Kegiatan Praktisi Mengajar Program Studi THP ini dibuka secara langsung oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr., dan dihadiri oleh Ketua Jurusan Teknologi Pertanian sekaligus Koordinator Program Studi THP, Prof. Dr. Budi Santoso, S.TP., M.Si., Dosen, serta mahasiswa aktif Program Studi THP. Ketua pelaksana kegiatan Praktisi Mengajar, Harumi Sujatmiko, S.TP., M.Si., menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman dan ilmu kepada mahasiswa tentang aplikasi regulasi atau peraturan dan juga standarisasi mutu khususnya di industri pangan.
Narasumber pada kegiatan Praktisi Mengajar kali ini menyampaikan banyak hal terkait tema kegiatan seperti pentingnya menjaga mutu produk di industri pangan, regulasi dan standarisasi mutu yang diberlakukan di industri pangan, penerapan regulasi dan standarisasi mutu, dan lain-lain. Narasumber berharap semoga materi yang telah disampaikan pada kegiatan Praktisi Mengajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi THP.
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian FP UNSRI Gelar Praktisi Mengajar Mata Kuliah Teknoprenersip
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melaksanakan kegiatan Praktisi Mengajar Mata Kuliah Teknoprenersip dengan tema “Dari Mahasiswa ke Pengusaha “Membangun Bakery Inovatif dengan Jiwa Technopreneurship” pada Selasa (28/10/2025). Kegiatan kuliah umum ini menghadirkan Alumni Program Studi THP, Maya Donna, S.TP., sebagai narasumber. Beliau adalah Founder My Bakery Palembang.
Kegiatan Praktisi Mengajar Program Studi THP ini dibuka secara langsung oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Herpandi, S.Pi., M.Si., Ph.D., dan dihadiri oleh Ketua Jurusan Teknologi Pertanian, Koordinator Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Dosen, serta mahasiswa aktif Program Studi THP Angkatan 2023 dan 2025. Ketua pelaksana kegiatan Praktisi Mengajar, Ina Permata Sari, S.Pi., M.Si., menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman, ilmu dan motivasi kepada mahasiswa tentang bisnis atau berwirausaha, khususnya di bidang bakery.
Narasumber pada kegiatan Praktisi Mengajar kali ini menyampaikan banyak hal terkait tema kegiatan seperti trik memulai bisnis khususnya bisnis bakery, hal-hal yang harus disiapkan, tantangan dan kendala dalam berbisnis bakery, cara menentukan pasar untuk produk bakery, dan lain-lain, termasuk motivasi bagi mahasiswa untuk memulai bisnis atau usaha dari sekarang. Narasumber berharap semoga materi yang telah disampaikan pada kegiatan Praktisi Mengajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi THP.
