Badan Karantina Indonesia dan Universitas Sriwijaya Bersinergi: Praktisi Berbagi Ilmu dalam Program Practitioner Goes to Campus
Indralaya, 13 Oktober 2025 – Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, menyelenggarakan kegiatan “Practitioner Goes to Campus” bekerja sama dengan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan dunia kerja, khususnya dalam bidang perkarantinaan tumbuhan dan perdagangan internasional. Kegiatan Praktisi Mengajar untuk mata kuliah Karantina Tumbuhan diikuti oleh 86 mahasiswa semester III sebagai bagian dari mata kuliah wajib dalam Kurikulum 2024.
Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Ir. A, Muslim, M.Agr. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, yang menyampaikan apresiasi terhadap kehadiran pihak Balai Karantina. Dalam sambutannya beliau mengatakan, “Sinergi antara kampus dan instansi pemerintah seperti Balai Karantina adalah langkah strategis dalam mencetak lulusan yang kompeten dan berdaya saing”. Beliau menekankan pentingnya kegiatan seperti ini sebagai upaya memperluas wawasan mahasiswa mengenai penerapan ilmu proteksi tanaman dalam dunia kerja nyata, khususnya terkait aspek regulasi, kesehatan tanaman, dan ekspor pertanian. Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) sekaligus Koordinator Program Studi Proteksi Tanaman juga menyampaikan sambutan. Beliau mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi sarana yang sangat strategis bagi mahasiswa untuk memahami peran penting karantina tumbuhan dalam menjaga keamanan pangan dan kelestarian sumber daya alam hayati. Beliau menegaskan bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan dan instansi teknis pemerintah harus terus diperkuat agar lulusan siap menghadapi tantangan global. “Kegiatan ini menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan praktik lapangan, sehingga mahasiswa dapat memahami tantangan nyata di sektor karantina”, ungkapnya.
Materi utama dalam kegiatan ini disampaikan oleh perwakilan Balai Karantina Tumbuhan Sumatera Selatan, yakni Ibu Anita Setyawati, S.P., M.Si. dan Ibu Eka Yulistin, S.P., M.Si., yang membawakan topik bertajuk “Karantina dan Perdagangan Dunia”. Dalam pemaparannya, kedua narasumber menguraikan landasan hukum pelaksanaan karantina berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019, serta menjelaskan peran strategis Barantin dalam mencegah masuk dan menyebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Mereka juga menyoroti pentingnya pemenuhan persyaratan fitosanitari sebagai bagian dari prosedur ekspor komoditas pertanian. Narasumber menegaskan bahwa sinergi antara lembaga karantina dan pelaku usaha agribisnis menjadi kunci agar produk pertanian Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. “Generasi muda harus memahami bahwa karantina bukan hanya soal pengawasan, tetapi juga bagian penting dari strategi perdagangan global yang berkelanjutan”, ungkap Ibu Anita Setyawati, S.P., M.Si. yang mencerminkan komitmen Barantin dalam menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan kapasitas generasi muda di bidang perkarantinaan dan perdagangan global.
Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif antara mahasiswa dan narasumber. Mahasiswa tampak antusias mengajukan berbagai pertanyaan seputar prosedur ekspor produk pertanian, sertifikasi fitosanitari, hingga peluang karier di bidang karantina tumbuhan. Salah satu mahasiswa menyampaikan, “Apa tantangan terbesar yang dihadapi Badan Karantina dalam mencegah masuknya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dalam ekspor-impor?”, hal ini menunjukkan ketertarikan mahasiswa untuk mendalami bidang ini lebih jauh. Narasumber menjawab dengan lugas, disertai contoh-contoh kasus nyata yang pernah dihadapi Barantin Sumatera Selatan. Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan sertifikat kepada narasumber yang diserahkan oleh Sekretaris Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman, Erise Anggraini, S.P., M.Si., Ph.D. Melalui kegiatan Practitioner Goes to Campus ini, diharapkan mahasiswa semakin memahami pentingnya karantina dalam menjaga kesehatan tumbuhan dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan dunia.
