Program Studi Teknologi Hasil Pertanian FP UNSRI Gelar Pelatihan Presentasi Bagi Mahasiswa
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melaksanakan kegiatan pelatihan presentasi bagi mahasiswa dengan tema “From Slide to Stage: Practical Presentation Skills for Undergrads” pada Selasa, 14 Oktober 2025, di Ruang Seminar Lantai 2 Gedung Dekanat Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya. Kegiatan pelatihan ini menghadirkan Kukuh Ragil Prayogi, S.Psi., sebagai narasumber. Beliau merupakan Country Senior Associate, Talent Attraction (Big 4 Consulting Firm). Kegiatan pelatihan diikuti oleh mahasiswa aktif Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Angkatan 2022, baik kelas Indralaya dan juga kelas Palembang.
Ketua pelaksana kegiatan pelatihan, Tri Nurmaseli, S.TP., M.Sc., menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang akan melaksanakan tugas akhir, dalam hal teknik presentasi dan komunikasi pada saat presentasi. Pada kegiatan pelatihan para peserta juga melakukan praktek presentasi dengan mendapatkan arahan dan masukan dari narasumber.
Praktisi Mengajar Jilid II: Kolaborasi Strategis Badan Karantina Indonesia dan Universitas Sriwijaya dalam Perlindungan Tanaman
Indralaya, 27 Oktober 2025 – Kegiatan praktisi mengajar oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan kembali dilakukan di Universitas Sriwijaya. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian sebagai bagian dari mata kuliah wajib Karantina Tumbuhan dalam Kurikulum 2024. Kegiatan ini diikuti 86 mahasiswa untuk memperkuat pemahaman terkait permasalahan perlindungan tanaman di lapang. Pada kesempatan ini tema yang disampaikan mengenai Karantina dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Kegiatan praktisi mengajar dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian Prof. Ir. A, Muslim, M.Agr. yang diwakili oleh Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) sekaligus Koordinator Program Studi Proteksi Tanaman. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas terjalinnya sinergi yang berkelanjutan antara Jurusan HPT dengan Badan Karantina Indonesia. “Kegiatan seperti ini tentu sangat mendukung pencapaian Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang relevan dengan kebutuhan sektor pertanian” ujar Prof. Herlinda. Beliau juga menyampaikan pesan kepada mahasiswa untuk memahami regulasi karantina serta strategi pengendalian OPT sebagai bekal kompetensi profesional di bidang proteksi tanaman.
Materi tentang Karantina dan Pengendalian OPT disampaikan oleh dua narasumber yaitu Ibu Anita Setyawati, S.P., M.Si. dan Ibu Eka Yulistin, S.P., M.Si. Kedua narasumber memaparkan materi secara komprehensif, mencakup konsep dasar karantina tumbuhan, regulasi yang berlaku, serta prosedur pemeriksaan dan pengendalian OPT. Pengendalian dilakukan pada pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran komoditas pertanian. Selain itu, peserta juga diberikan penjelasan mengenai contoh kasus nyata yang dihadapi petugas karantina di lapangan, seperti temuan organisme invasif dan mekanisme penanganannya. Ibu Eka Yulistin, S.P., M.Si. menjelaskan pentingnya karantina dalam keamanan pangan dan perdagangan global. Beliau juga memaparkan dasar hukum dan peraturan karantina tumbuhan di Indonesia yaitu UU No.21 Tahun 2019 pasal 1 angka 1. Lebih jauh, Ibu Eka juga memberikan informasi mengenai pemanfaatan teknologi dalam mendeteksi dan mengendalikan OPT melalui sistem pemantauan jarak jauh, diagnostik molekuler (PCR/DNA Barcoding) serta basis data terintegrasi. Ibu Anita Setyawati, S.P., M.Si. menambahkan pentingnya penerapan prinsip biosekuriti dalam setiap kegiatan pertanian. “Pencegahan jauh lebih efektif daripada penanganan setelah OPT menyebar. Oleh karena itu, kesadaran sejak dini tentang biosekuriti menjadi bekal penting bagi calon ahli proteksi tanaman,” ujarnya. Sesi tanya jawab berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari para mahasiswa. Rahma Arya mengajukan pertanyaan, “Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh Badan Karantina terhadap organisme kategori A1 dan A2?” Menanggapi hal tersebut, narasumber menjelaskan bahwa OPT kategori A1 merupakan organisme yang belum terdapat di Indonesia, sehingga tindakan karantina difokuskan pada pencegahan masuknya melalui pemeriksaan ketat di pintu pemasukan. Sedangkan OPT kategori A2 sudah ada di Indonesia, tetapi belum tersebar luas, sehingga dilakukan pengawasan dan pengendalian ketat agar tidak meluas ke daerah lain.
Pertanyaan berikutnya disampaikan oleh Arsi, SP., M.Si, yang bertanya, “Bagaimana cara mengidentifikasi buah yang tidak menunjukkan gejala, tetapi sebenarnya mengandung penyakit atau hama?” Narasumber menjelaskan bahwa deteksi semacam ini memerlukan pemeriksaan laboratorium seperti uji diagnostik dan analisis molekuler, karena tidak semua infeksi menimbulkan gejala fisik pada permukaan buah. Melalui diskusi tersebut, audiens memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai pentingnya ketelitian dan prosedur ilmiah dalam sistem karantina tumbuhan dan pengendalian OPT.
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Dorong Pemahaman Bioteknologi Proteksi Tanaman melalui Praktisi Mengajar
Indralaya, 16 Oktober 2025 – Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, kembali menyelenggarakan praktisi mengajar dalam mata kuliah Pengantar Biotek Perlindungan Tanaman dengan tema “Molecular Approaches for Detecting Basal Stem Rot in Oil Palm Caused by Ganoderma boninense”. Kegiatan ini diselenggarakan melalui kolaborasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), PT. Wilmar Benih Indonesia pada Divisi Bioteknologi (R&D Biotech), yang diwakili oleh Maria Sugiharti, S.P., M.Sc., Ph.D. Sebanyak 86 mahasiswa semester III turut serta dalam kegiatan ini sebagai bagian dari mata kuliah wajib dalam Kurikulum 2024.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M. Agr., beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada narasumber atas kesediaannya meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk berbagi pengetahuan kepada mahasiswa HPT FP UNSRI. “Saya berharap para mahasiswa dapat termotivasi dan terinspirasi untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dari kegiatan ini” ujar Prof. Muslim. Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan praktisi dalam memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap tantangan nyata di bidang perlindungan tanaman. Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) sekaligus Koordinator Program Studi Proteksi Tanaman memberikan imbuhan. Dalam sambutannya beliau menyampaikan kegiatan praktisi seperti ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Materi yang disampaikan tidak hanya teori tetapi juga aplikasi dan praktik lapang. Prof. Herlinda juga mendorong mahasiswa untuk aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ini.“Sebagai mahasiswa, harus belajar dengan tekun dan pantang menyerah. Jadikan Ibu Maria sebagai role model yang bisa ditiru” ujar Prof. Herlinda. “Beliau adalah alumni HPT FP UNSRI yang kini aktif berkecimpung dalam bidang bioteknologi proteksi tanaman. Ini bukti bahwa lulusan kita mampu berkontribusi di dunia industri dan riset” tambahnya.
Materi inti mengenai bioteknologi dalam perlindungan tanaman disampaikan oleh ibu Maria Sugiharti, S.P., M.Sc., Ph.D. sebagai peneliti senior di PT. Wilmar Benih Indonesia. Dalam materi pembuka, beliau menyampaikan motivasi kepada mahasiswa HPT FP UNSRI. “28 tahun yang lalu, saya pun berada di posisi kalian menjadi mahasiswa yang terus berproses dan belajar. Pesan saya manfaatkan setiap peluang yang ada, karena sejatinya kesempatan terbuka bagi siapa saja, yang membedakan hanyalah bagaimana cara kita untuk mengambil kesempatan tersebut.” ungkap ibu Maria, Ph.D. memberikan motivasi. Dalam sesi pemaparan materi, narasumber Maria, Ph.D. menjelaskan secara komprehensif mengenai penyakit busuk pangkal batang pada kelapa sawit yang disebabkan oleh Ganoderma boninense. Ia memaparkan bahwa patogen ini bersifat mematikan namun bekerja secara perlahan, sehingga sering kali tidak menunjukkan gejala yang kasatmata pada tahap awal infeksi. “Gejala khas yang dapat diamati antara lain munculnya daun tombak yang tidak membuka sempurna serta pelepah daun yang menggantung atau dikenal dengan istilah pelepah sengkleh.” jelasnya. Karena sifat serangan yang tersembunyi, deteksi dini menjadi sangat krusial. Oleh karena itu, pendekatan molekuler digunakan sebagai metode utama untuk mendeteksi keberadaan patogen sebelum gejala fisik muncul, sehingga pengendalian dapat dilakukan lebih efektif dan tepat waktu.
Dalam sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa mengajukan pertanyaan mengenai strategi pengendalian penyakit yang disebabkan oleh Ganoderma, khususnya pada tanaman kelapa sawit. “Mengingat serangan Ganoderma yang mematikan secara perlahan dan kerugian besar, strategi pengendalian apa yang bisa dilakukan?” Tanya Aibaba salah satu mahasiswa HPT. Menanggapi hal tersebut, narasumber menjelaskan bahwa pengendalian Ganoderma memerlukan pendekatan terpadu yang mencakup identifikasi dini dan sanitasi lahan. Selain itu, saat ini sedang dikembangkan mikroorganisme agens hayati yang dapat menekan penyebaran pathogen. Kegiatan ini diharapkan mampu memperkaya wawasan mahasiswa dalam bidang perlindungan tanaman, khususnya terkait deteksi dan pengendalian penyakit secara ilmiah dan aplikatif. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan serupa sebagai upaya memperkuat kompetensi mahasiswa dan menjawab tantangan dunia pertanian yang semakin kompleks.
Badan Karantina Indonesia dan Universitas Sriwijaya Bersinergi: Praktisi Berbagi Ilmu dalam Program Practitioner Goes to Campus
Indralaya, 13 Oktober 2025 – Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, menyelenggarakan kegiatan “Practitioner Goes to Campus” bekerja sama dengan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan dunia kerja, khususnya dalam bidang perkarantinaan tumbuhan dan perdagangan internasional. Kegiatan Praktisi Mengajar untuk mata kuliah Karantina Tumbuhan diikuti oleh 86 mahasiswa semester III sebagai bagian dari mata kuliah wajib dalam Kurikulum 2024.
Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Ir. A, Muslim, M.Agr. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, yang menyampaikan apresiasi terhadap kehadiran pihak Balai Karantina. Dalam sambutannya beliau mengatakan, “Sinergi antara kampus dan instansi pemerintah seperti Balai Karantina adalah langkah strategis dalam mencetak lulusan yang kompeten dan berdaya saing”. Beliau menekankan pentingnya kegiatan seperti ini sebagai upaya memperluas wawasan mahasiswa mengenai penerapan ilmu proteksi tanaman dalam dunia kerja nyata, khususnya terkait aspek regulasi, kesehatan tanaman, dan ekspor pertanian. Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) sekaligus Koordinator Program Studi Proteksi Tanaman juga menyampaikan sambutan. Beliau mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi sarana yang sangat strategis bagi mahasiswa untuk memahami peran penting karantina tumbuhan dalam menjaga keamanan pangan dan kelestarian sumber daya alam hayati. Beliau menegaskan bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan dan instansi teknis pemerintah harus terus diperkuat agar lulusan siap menghadapi tantangan global. “Kegiatan ini menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan praktik lapangan, sehingga mahasiswa dapat memahami tantangan nyata di sektor karantina”, ungkapnya.
Materi utama dalam kegiatan ini disampaikan oleh perwakilan Balai Karantina Tumbuhan Sumatera Selatan, yakni Ibu Anita Setyawati, S.P., M.Si. dan Ibu Eka Yulistin, S.P., M.Si., yang membawakan topik bertajuk “Karantina dan Perdagangan Dunia”. Dalam pemaparannya, kedua narasumber menguraikan landasan hukum pelaksanaan karantina berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019, serta menjelaskan peran strategis Barantin dalam mencegah masuk dan menyebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Mereka juga menyoroti pentingnya pemenuhan persyaratan fitosanitari sebagai bagian dari prosedur ekspor komoditas pertanian. Narasumber menegaskan bahwa sinergi antara lembaga karantina dan pelaku usaha agribisnis menjadi kunci agar produk pertanian Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. “Generasi muda harus memahami bahwa karantina bukan hanya soal pengawasan, tetapi juga bagian penting dari strategi perdagangan global yang berkelanjutan”, ungkap Ibu Anita Setyawati, S.P., M.Si. yang mencerminkan komitmen Barantin dalam menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan kapasitas generasi muda di bidang perkarantinaan dan perdagangan global.
Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif antara mahasiswa dan narasumber. Mahasiswa tampak antusias mengajukan berbagai pertanyaan seputar prosedur ekspor produk pertanian, sertifikasi fitosanitari, hingga peluang karier di bidang karantina tumbuhan. Salah satu mahasiswa menyampaikan, “Apa tantangan terbesar yang dihadapi Badan Karantina dalam mencegah masuknya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dalam ekspor-impor?”, hal ini menunjukkan ketertarikan mahasiswa untuk mendalami bidang ini lebih jauh. Narasumber menjawab dengan lugas, disertai contoh-contoh kasus nyata yang pernah dihadapi Barantin Sumatera Selatan. Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan sertifikat kepada narasumber yang diserahkan oleh Sekretaris Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman, Erise Anggraini, S.P., M.Si., Ph.D. Melalui kegiatan Practitioner Goes to Campus ini, diharapkan mahasiswa semakin memahami pentingnya karantina dalam menjaga kesehatan tumbuhan dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan dunia.
KULIAH UMUM INTERNASIONAL PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN HADIRKAN NARASUMBER AUDITOR HALAL DARI BELANDA
Sabtu (11/10/2025), Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya mengadakan kuliah umum internasional dengan tema “Halal Beyond Borders: Career Pathways and Auditing Experiences in Global Halal Industry” secara hybrid. Dosen tamu dalam kegiatan ini adalah Ditta Hakha Soleha, S.TP., M.Sc., Junior Halal Auditor and Screening Analyst, Halal Feed and Food Inspection Authority, Netherlands.
Kegiatan kuliah umum internasional dibuka secara langsung oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, dan dihadiri oleh Ketua Jurusan Teknologi Pertanian, Koordinator Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Dosen, serta mahasiswa aktif Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Ketua pelaksana kegiatan, Dwi Indah Permata Sari, S.TP., M.Si., menyampaikan bahwa tujuan kegiatan adalah untuk menambah wawasan mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian mengenai regulasi dan aplikasi halal secara global. Kegiatan kuliah umum internasional ini berlangsung interaktif dengan adanya diskusi dan tanya jawab dari peserta kuliah umum, baik dosen ataupun mahasiswa.
PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FP UNSRI GELAR WORKSHOP ON REFERENCE WRITING
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melaksanakan kegiatan Workshop on Reference Writing dengan tema “Cite Like a Pro: Mendeley & Zotero” pada Senin, 30 September 2025 di Ruang Rapat Senat Lantai 2, Gedung Rektorat Universitas Sriwijaya, Indralaya. Kegiatan workshop ini menghadirkan Direktur Direktorat Kerjasama, Internasionalisasi dan Alumni Universitas Sriwijaya, Prof. Ir. Filli Pratama, M.Sc. (Hons)., Ph.D., sebagai narasumber. Beliau juga merupakan Dosen pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Kegiatan workshop diikuti oleh mahasiswa aktif Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Angkatan 2022.
Ketua pelaksana kegiatan workshop, Tri Nurmaseli, S.TP., M.Sc., menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang akan melaksanakan tugas akhir, dalam hal penulisan pustaka menggunakan Mendeley dan Zotero. Pada kegiatan workshop para peserta juga melakukan praktek penulisan pustaka menggunakan Mendeley dan Zotero, sehingga diharapkan para peserta workshop akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh narasumber.
Pelaksanaan Pengabdian Berbasis Wilayah yang Didanai Universitas Sriwijaya
Indralaya, 22 September 2025 – Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai wujud nyata implementasi hasil penelitian. Terdapat dua judul dalam kegiatan ini, yaitu “Bimbingan Teknis Aplikasi Bioinsektisida Berbahan Aktif Jamur Entomopatogen untuk Mengendalikan Hama Sayuran Brassicaceae di Desa Pulau Semambu” dan “Pelatihan Aplikasi Bioinsektisida Berbasis Bakteri Entomopatogen pada Tanaman Cabai di Desa Pulau Semambu”. Kegiatan ini diikuti oleh 22 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tunggal Makmur dan Subur Makmur. Pengabdian masyarakat ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si. dan Erise Anggraini, S.P., M.Si., Ph.D. dengan anggota tim Dr. Jelly Milinia Puspita Sari, S.P., M.Si., Dellania Eka Rindiani, S.P., M.Si., serta Ghita Athalina, B.Eng., M.Eng. Sejumlah dosen lain juga turut mendukung pelaksanaan kegiatan, di antaranya Weri Herlin, S.P., M.Si, Ph.D., Dr. Rahmat Pratama, S.Si., Rahmad Fadli, SP., M.Si., Nurlaili Habibi Danata, S.P., M.P., Anton Meilus Putra, S.P., M.P. dan Titi Tricahyati, S.P., M.Si. Tidak hanya melibatkan dosen, mahasiswa juga ikut berpartisipasi aktif dalam mendampingi petani, diantaranya Muhammad Sidik, M. Alfi Syahru Ramadhan, Axel Chritian Sirait, Muhammad Tegar Yusniawan, Alamsyah dan Muhammad Arifudin.
Dalam diskusi yang dilakukan di lahan pertanian, para petani mengungkapkan berbagai masalah yang sering mereka hadapi, seperti serangan ulat daun Plutella xylostella pada tanaman caisim. Selain itu, mereka juga mengeluhkan hama lain berupa kutu daun, kutu loncat, serta busuk pada cabai. Berbagai permasalahan ini tidak hanya menurunkan hasil panen, tetapi juga membuat petani semakin bergantung pada pestisida kimia, yang dalam jangka panjang berpotensi merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan. Sebagai upaya solusi, tim pengabdian memperkenalkan metode pengendalian hama ramah lingkungan melalui pembuatan bioinsektisida berbahan aktif jamur entomopatogen Beauveria bassiana. Jamur ini mampu menginfeksi hama, menimbulkan penyakit, hingga akhirnya menyebabkan kematian secara perlahan. “Kami akan memberikan biang jamur yang bisa dikembangkan menjadi larutan bioinsektisida yang siap pakai, jadi bapak-ibu tidak perlu lagi membeli pestisida sintetik” jelas Prof. Siti Herlinda. “Nantinya kami akan turut serta membimbing petani dalam pembuatan bioinsektisida dan penerapannya langsung di lapangan.” Imbuh Bu Erise, Ph.D.
Selain itu, tim pengabdian juga menanggapi keluhan petani terkait busuk cabai akibat serangan lalat buah serta gangguan kutu daun dan kutu loncat. Solusi yang ditawarkan adalah penggunaan atraktan feromon berbahan aktif metil eugenol. Pada kesempatan itu, Prof. Siti Herlinda turut mendemonstrasikan cara pemasangan perangkap sekaligus menjelaskan mekanismenya. “Lalat buah jantan akan terperangkap sehingga tidak bisa membuahi betina, dan populasi lalat akan menurun” terangnya. Untuk hama kutu daun dan kutu loncat, tim pengabdian menyarankan metode pengendalian secara fisik dan mekanik. Cara yang digunakan adalah penyemprotan air bertekanan ke bagian bawah daun, tempat hama banyak bersembunyi. “Saat penyiraman, air diarahkan ke permukaan bawah daun karena sebagian besar kutu berada di sana. Jadi, sambil menyiram kita juga melakukan pengenalian” jelas Bu Erise, Ph.D. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada petani bahwa pengendalian hama tidak harus selalu bergantung pada pestisida sintetis. Dengan memanfaatkan bioinsektisida dan metode hayati lainnya, penggunaan pestisida kimia diharapkan dapat dikurangi, sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga dan produktivitas panen dapat ditingkatkan.
