The International Guest Lecture of Aquaculture Study Program Department of Fisheries Faculty of Agriculture Universitas Sriwijaya
On Friday, May 23rd, 2025, the Aquaculture Study Program, Faculty of Agriculture, Universitas Sriwijaya organized an International Guest Lecture with Assoc. Professor Omkar Vijay Byadgi, PhD, is a speaker from the Department of International Program in Ornamental Fish Science and Technology, NPUST Taiwan. This lecture brought the theme “Application of Biotechnology for Sustainable Aquaculture Industry Development”. The lecture was attended by a hundred participants, for instance, students, alumni, and lecturers from the Aquaculture Study Program, students and alumni from NPUST Taiwan, the Fisheries Department of South Sumatera, and a lecturer from Halu Oleo University. This guest lecture was officially opened by the Dean of the Faculty of Agriculture, Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr. The event was hosted by Mrs. Dr. Dade Jubaedah, S.Pi, M.Sc., a lecturer in the Aquaculture Study Program of Universitas Sriwijaya Indonesia, and moderated by Mrs. Retno Cahya Mukti, S.Pi, M.Si., a lecturer in the Aquaculture Study Program in Universitas Sriwijaya Indonesia and a doctoral candidate at NPUST Taiwan.

The aquaculture industry has been the fastest-growing for the last few years and has become one of the sustainable development goals. This commitment to sustainable development is crucial, as the industry faces environmental impacts, disease outbreaks, and a lack of effective treatment. Disease outbreaks are one of the biggest threats to aquaculture sustainability, and high stocking density, biosecurity measures, and antibiotic use increase the outbreaks. Biotechnology, such as fish vaccines and probiotics, is essential to overcome this disease outbreak. Another way to break the disease spread is through biotechnology, such as genetic improvement and genetic engineering, such as cDNA cloning that can analyze gene expression, genetic mapping, and identification of the immune gene to increase the fish’s immunity.

Some questions from aquaculture students, lecturers of the Aquaculture Study Program, Universitas Sriwijaya, and Haluoleo University. Mr Omkar explained that the application would depend on the isolate contained in the water because different isolates require different nutrients. The nutrients contained in freshwater and seawater are different and may not be suitable for some isolates to live in both habitats. However, the biofloc system can still be applied in seawater and freshwater because it depends on the isolate’s defense according to its original habitat. Alternative solutions, such as vaccines, should be used to find the right antigen to induce immunity to organisms and probiotics to minimize the use of antibiotics.
Biotech products such as probiotics and vaccines are unsuitable for small farmers, especially in tilapia culture. Still, in the future, all government support will become the solution to increase the use of vaccines, even for small farmers, so that it can prevent the spread of fish disease. In biotechnology, we have a method developed to detect fish disease early; this tool is called Rapid Kit and is based on a molecular technique and rapid identification of the pathogen in the system, farm, or laboratory. This tool can detect fish diseases, white spot syndrome, and vibriosis so that diseased fish can be treated. While biotechnology has its downsides and weaknesses in aquaculture, it also has the potential to overcome these. For instance, we can use tools to produce subunit vaccines that produce specific antigens. However, using in vitro tools to race protein can lead to mutations that may not work in the laboratory or on the farm. Despite these challenges, the potential of biotechnology to overcome its weaknesses and emerge as a great alternative in aquaculture should inspire optimism in professionals in the field. Climate change can trigger immune responses that cause fish stress. However, biotechnology can help fish resist and maintain their health. This is particularly important as many bacterial pathogens thrive in tropical habitats, and the temperature increase due to climate change can lead to their increased spread. Biotechnology can reduce the impact of climate change on aquaculture and provide a beacon of hope for the future. It can give vaccines to combat diseases from these bacterial habitats, especially in high temperatures. Biotechnology will play a very significant role in sustainable aquaculture in the future by enhancing fish health, improving feed efficiency, and minimizing environmental impact.

DAAD Study Visit: Indonesian Students Explore Sustainability, Innovation, and Resilience Across Germany
Berlin, Osnabrück, Köln – Mei 2025 – Sebanyak lima belas mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, didampingi oleh satu dosen pembimbing, Dr.-phil. Arinafril, mengikuti program “DAAD Study Visits for Groups of Foreign Students to Germany” yang berlangsung dari 11 hingga 22 Mei 2025. Mereka mengunjungi tiga kota besar—Berlin, Osnabrück, dan Köln—untuk menggali wawasan tentang ketahanan bencana, pertanian berkelanjutan, dan teknologi masa depan di institusi pendidikan tinggi ternama Jerman. Program ini didanai oleh German Academic Exchange Service (DAAD) sebagai bagian dari upaya memperkuat kolaborasi akademik global serta membekali mahasiswa dengan pemahaman lintas disiplin dalam konteks keberlanjutan dan tantangan iklim.
Berlin – Ilmu Tanaman dan Ketahanan Pangan: Sinergi Inovasi dan Budaya
Kegiatan di Berlin diawali dengan sambutan hangat Prof. Tsu-Wei Chen dari Humboldt-Universität zu Berlin, para peserta mendalami interaksi tanaman melalui kuliah ilmiah, diskusi dengan peneliti senior, serta kunjungan ke rumah kaca eksperimental dan Kebun Botani Dahlem. Mahasiswa Universitas Sriwijaya juga menyampaikan presentasi ilmiah berjudul “Sustainable Food Systems through Integrated Rice-Fish Farming” yang mengangkat tantangan dan peluang di Indonesia dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).


Osnabrück – Dari Pertanian Ramah Lingkungan hingga Teknologi Presisi
Setibanya di Kota Osnabrück, peserta diterima oleh Prof. Dieter Trautz dari Osnabrück University of Applied Sciences. Agenda meliputi kunjungan ke pabrik CLAAS Harsewinkel, kampus pertanian, dan diskusi proyek perlindungan air di Belm. Acara juga diramaikan dengan penampilan budaya Indonesia, termasuk pencak silat dan tarian daerah, yang memperkuat pertukaran budaya bilateral. Diskusi ilmiah difokuskan pada pengendalian hama berkelanjutan dan teknologi pertanian berkelanjutan

Köln – Ketangguhan Kota dan Teknologi Kebencanaan
Sesi Di Technische Hochschule Köln, peserta diperkenalkan pada sistem rekayasa kebencanaan dan teknologi pintu air Sungai Rhine. Sesi khusus bersama Prof. Dr. Alexander Fekete membahas program studi Rescue Engineering serta simulasi kondisi darurat. Mahasiswa Universitas Sriwijaya juga menyampaikan presentasi ilmiah yang mengaitkan konsep pertanian berkelanjutan dengan mitigasi bencana alam, khususnya dalam konteks ketahanan sistem pangan di tengah krisis iklim dan kejadian ekstrem. Sebagai penutup, delegasi Indonesia mempersembahkan tarian Tor-tor dan menyajikan kuliner Nusantara dalam sesi jejaring budaya dengan mahasiswa Jerman.

Yudisium ke-59 Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Indralaya, 15 Mei 2025 – Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya telah melaksanakan Yudisium Perikanan ke-59 di Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya. Yudisium dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Ketua Jurusan Perikanan, Sekretaris Jurusan Perikanan, Koordinator Program Studi Budidaya Perairan, Koordinator Program Studi Teknologi Hasil Perikanan dan dosen-dosen Jurusan Perikanan.
Kegiatan yudisium dilaksanakan sebagai bentuk pengesahan kelulusan mahasiswa tingkat akhir yang telah menyelesaikan seluruh rangkaian akademik di Jurusan Perikanan. Pada periode kelulusan Bulan Mei 2025, sebanyak 19 orang mahasiswa dinyatakan lulus dan resmi dilantik sebagai alumni Jurusan Perikanan dengan gelar Sarjana Perikanan (S.Pi.). Sebanyak 8 orang lulusan dari Program Studi Budidaya Perairan dan 11 orang dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan.

Pelantikan para alumni dilakukan secara resmi oleh Ketua Jurusan Perikanan. Sambutan dalam kegiatan ini disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas perjuangan para mahasiswa dalam menyelesaikan studi serta harapan agar para lulusan dapat menjadi duta yang membanggakan bagi almamater, berkontribusi nyata di masyarakat, serta terus menjaga integritas dan semangat belajar sepanjang hayat. Kegiatan ditutup dengan doa bersama untuk keberkahan dan kesuksesan para lulusan, pemberian ucapan selamat serta sesi dokumentasi bersama para dosen. #ckp

Hipotest Nasional III dan Semarak Kartini dalam Rangka Dies Natalis Ke-48 Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Indralaya, 6 Mei 2025 – Dalam suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan, Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya sukses menyelenggarakan peringatan Hari Kartini dan Dies Natalis ke-48 Program Studi. Acara berlangsung meriah di Lapangan Jurusan HPT, Indralaya, sebagai bentuk apresiasi atas peran perempuan dalam dunia pertanian serta refleksi terhadap perjalanan panjang prodi dalam mencetak lulusan yang tangguh dan berdampak. Dengan tema “Perempuan Tangguh, Proteksi Tangguh: Membangun Pertanian Masa Depan”, rangkaian kegiatan telah dimulai sejak pagi hari. Di antaranya adalah orasi ilmiah yang disampaikan oleh Kepala Barantan Palembang, Ibu drh. Sri Endah Ekandari, M.Si., serta Kepala BPTPH Provinsi Sumatera Selatan, Ibu Yosi Utami, S.P., MPP., MAP., yang memberikan wawasan tentang dinamika perlindungan tanaman di era modern.


Kemeriahan acara semakin terasa dengan beragam perlombaan, seperti lomba Kartini-Kartono, lomba memasang dasi, lomba hijab, lomba merangkai bunga, lomba memasak mie goreng, serta bazar kreasi mahasiswa. Tidak hanya diikuti oleh mahasiswa dan dosen, kegiatan ini juga melibatkan alumni dan tenaga kependidikan, menciptakan suasana akrab dan penuh kekeluargaan. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. Ahmad Muslim, M.Agr., yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Herpandi, S.Pi., M.Si., Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peringatan Hari Kartini dalam konteks pertanian modern. “Perempuan memiliki peran sentral dalam seluruh rantai pertanian—dari riset hingga praktik lapangan. Di Proteksi Tanaman, kita menyaksikan kontribusi luar biasa dari dosen, mahasiswa, dan alumni perempuan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga visioner. Momentum ini mengingatkan kita bahwa pembangunan pertanian berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari peran mereka,” ujarnya.





Ketua Program Studi Proteksi Tanaman, Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini mencerminkan kekuatan kolaborasi lintas generasi dalam menjaga semangat inovasi dan tanggung jawab akademik. “Semangat Kartini adalah tentang keberanian, pendidikan, dan pengabdian. Nilai-nilai tersebut kami tanamkan dalam setiap proses pembelajaran dan kontribusi nyata mahasiswa di lapangan. Dies Natalis bukan hanya selebrasi, melainkan juga pengingat bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk terus berkembang dan relevan dengan zaman,” jelasnya. Salah satu sesi paling inspiratif adalah Orasi Ilmiah yang menghadirkan para alumni. Mereka berbagi pengalaman mengenai dinamika pekerjaan di bidang perlindungan tanaman, regulasi karantina, hingga tantangan inovasi pertanian. Mahasiswa pun mendapatkan wawasan langsung tentang penerapan ilmu di dunia kerja nyata.



Puncak acara ditandai dengan pemotongan tumpeng dan doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas kontribusi Program Studi Proteksi Tanaman dalam pembangunan pertanian nasional. Setelahnya, diumumkan para pemenang lomba dari berbagai kategori. Dalam lomba merangkai bunga, juara pertama diraih oleh Tamaria Panggabea, S.TP., M.P. dan Aliyah Zahro dari Teknologi Pertanian, disusul oleh Dellania Eka Rindiani, S.P., M.Si. dan Puspa Sari dari Proteksi Tanaman sebagai juara dua, serta Santa Maria Lumbatoruan, S.P., M.P. dan Aulia Khoirunnisa dari Agroekoteknologi di posisi ketiga. Untuk lomba pasang dasi, gelar juara pertama diraih oleh Dr. Ir. Budi Santoso, S.TP., M.Si. (Teknologi Hasil Pertanian), diikuti oleh Herpandi, S.Pi., M.Si., Ph.D. (Teknologi Hasil Perikanan), dan Razusi Rizal Saputra (Teknologi Hasil Pertanian). Pada lomba memasak mie goreng, pasangan Ir. Suparman SHK, Ph.D. dan Muhammad Tegar Y dari Proteksi Tanaman tampil sebagai juara pertama. Juara dua diraih oleh M. Huanza, S.P., M.Si. dan Herfaldo dari Agribisnis, serta juara tiga oleh Dr. Rinto, S.Pi., M.P. dan Winda Dastria Nova dari Teknologi Hasil Perikanan. Lomba hijab kategori mahasiswa dimenangkan oleh Alfina Syafitri (Teknologi Hasil Pertanian), Nia (Teknologi Hasil Perikanan), dan Masintan (Peternakan). Untuk kategori dosen, juara pertama adalah Citra Pratiwi Prayitno, S.TP., M.Sc. (Teknologi Hasil Pertanian), diikuti oleh Trisna Wahyu Swasdiningrum Putri, S.P., M.Sc. (Agribisnis), dan Nurul Izzah Aulia, S.TP., M.T. (Teknologi Pertanian).






Lomba Kartini-Kartono kategori mahasiswa dimenangkan oleh Ratu Miranda (Budidaya Perairan), Siti Madhifah (Teknologi Hasil Pertanian), dan Erlen (Agribisnis) untuk Kartini, serta Muhammad Al Hafidz (Peternakan), Mirza Ibrahim Ad-Dasuqi (Proteksi Tanaman), dan Ferdiansyah (Agroekoteknologi) untuk Kartono. Untuk kategori dosen, Kartini terbaik diraih oleh Nurul Izzah Aulia, S.TP., M.T., Dr. Jelly Milinia Puspita Sari, S.P., M.Si., dan Harumi Sujatmiko, S.TP., M.Si., sedangkan Kartono terbaik diraih oleh Jerry Antonia, S.P., MSc. (Agribisnis), Mantap Brata Putra, S.P., M.Si. (Peternakan), dan Ardiansyah dari Balai Karantina. Pada kategori favorit, terpilih Eka Yulistin, S.P., M.Si. (Balai Karantina) dan Muhardianto, S.P., M.Si (Agroekoteknologi). Untuk lomba fotografi tingkat mahasiswa se-Indonesia, juara pertama dimenangkan oleh Muharom Nurhidayat dari Universitas Sriwijaya dengan karya “Kecil Tapi Berkuasa”, diikuti oleh Padila dari Universitas Sriwijaya dengan karya “Ceriagrion cerinorubellum”, serta Iswahyura Putra Wasisa dari Universitas Yudharta Pasuruan dengan karya “Si Laba-Laba”. Di tingkat SMA/SMK sederajat, juara pertama adalah Tya Zahra Ramandani dari SMAN Sumatera Selatan dengan judul “Sang Ibu dan Harapan Kecilnya”, disusul oleh Miranda Bunga Citra Lestari dari SMAN 7 Prabumulih, dan Jihan Makaillah Fakhirah dari SMAN 2 Sekayu. Pada lomba poster tingkat mahasiswa se-Indonesia, juara pertama diraih oleh Apriyadi dari Universitas Maritim Raja Ali Haji dengan karya “Belalang Sembah Superhero”, disusul oleh Aisyah Sari Nursafitri dari Universitas Sriwijaya dengan karya “Bukan Hama Tapi Pahlawan!”, dan Fatimah dari Universitas Sriwijaya dengan karya “Polinator Butuh Kita, Kita Butuh Polinator”. Untuk tingkat SMA/SMK, juara pertama adalah Ari Setiawan dari SMAN 2 Taruna Pamong Praja Jawa Timur, diikuti oleh Vicky Firmansyah dari SMAN 2 Tungkal Jaya, dan Prita Sephira Rahmadhani dari SMAN 2 Tungkal Jaya.


Dengan semangat Hari Kartini dan peringatan HUT Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Program Studi Proteksi Tanaman menegaskan komitmennya sebagai ruang tumbuh yang inklusif, inspiratif, dan berdaya saing global dalam mendukung pertanian berkelanjutan.
Narahubung:
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Email: hpt@fp.unsri.ac.id, Instagram: @hptunsri
Praktisi Mengajar Proteksi Tanaman: Peran Strategis Barantin dalam Menjaga Keamanan Produk Ekspor dan Impor
Indralaya, 29 April 2025 – Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya kembali menggelar kuliah praktisi ketiga tahun akademik 2024/2025, mengangkat tema “Pengawasan Keamanan Produk Ekspor dan Impor dalam Perspektif Karantina Pertanian.” Kegiatan ini berlangsung di Lantai 2 Gedung Dekanat dan diikuti lebih dari 180 mahasiswa bersama dosen pengampu mata kuliah Karantina. Narasumber dari Badan Karantina Indonesia (Barantin) Palembang hadir langsung untuk berbagi pengalaman lapangan.


Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr., membuka acara dan menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademik dan dunia kerja. “Barantin memiliki peran penting dalam menjaga keamanan produk pertanian, dan mahasiswa perlu memahami langsung praktik di lapangan,” ujarnya. Ketua Program Studi, Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si., menambahkan bahwa kuliah praktisi ini bertujuan memperluas wawasan mahasiswa agar siap bersinergi dengan lembaga strategis seperti Barantin dalam mendukung ketahanan pangan dan ekspor nasional.



Narasumber utama, Eka Yulistin, S.P., M.Si., bersama tim Barantin, memaparkan peran dan keunggulan institusi ini dalam mengawasi lalu lintas komoditas pertanian, mulai dari sertifikasi, tindakan karantina, hingga pemenuhan standar internasional seperti IPPC dan WTO-SPS. Barantin juga terus berinovasi menjadi lembaga proaktif yang mendampingi petani dan pelaku ekspor agar produknya aman dan berdaya saing global.


Diskusi berlangsung dinamis dengan dipandu oleh Arsi, S.P., M.Si., Pada diskusi tersebut antusiasme mahasiswa sangat tinggi. Pertanyaan seputar prosedur ekspor, fumigasi, dan sistem digital karantina banyak bermunculan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh para dosen pengampu mata kuliah Karantina, yaitu Weri Herlin, S.P., M.Si., Ph.D., Erise Angraini, S.P., M.Si., Ph.D., Rahmad Fadli, S.P., M.Si., Titi Tricahyati, S.P., M.Si., dan tim pengajar lainnya. Kehadiran mereka memberikan konteks yang lebih dalam, terutama dalam mengaitkan materi praktisi dengan kurikulum yang diajarkan di kelas.




Sebagai kelanjutan dari dua sesi sebelumnya, kuliah praktisi ini memperkaya pemahaman mahasiswa terhadap pengawasan karantina secara komprehensif. Kegiatan ini juga menegaskan komitmen Fakultas Pertanian untuk menghadirkan pembelajaran kontekstual yang mempersiapkan lulusan menjadi profesional adaptif dan siap menghadapi tantangan nyata di sektor pertanian.